|
DOCANG |
Sarapan khas cirebon ini kabarnya memiliki sejarah yang cukup unik.
Jaman dahulu kala pada saat para sunan menyebarkan agama islam di wilayah jawa, muncullah pangeran rengganis yang tidak menyukai sepak terjang para wali dan berniat ingin membunuh mereka. hingga saat para berkumpul di cirebon, pangeran rengganis membuat makanan dengan cara mencampur sisa-sisa bahan makanan menjadi satu dan menyajikan makanan tersebut untuk dimakan para sunan. Tujuan pangeran rengganis membuat makanan dari sisa-sisa bahan makanan tiada lain adalah untuk meracuni para wali. tapi yang terjadi justru diluar rencana, para wali sangat menyukai makanan itu karena rasanya yang segar dan lezat.. dan sejak saat itu docang menjadi makanan kesukaan para wali
Sekilas docang hampir mirip dengan lontong atau ketupat sayur, tapi sebenarnya sangat berbeda dengan lontong atau ketupat sayur pada umunya yang menggunakan sayur berkuah santan. Docang merupakan makanan yang terdiri dari lontong atau ketupat, daun singkong, tauge rebus, yang disajikan bersama dengan kuah dage (oncom) kelapa muda parut dan kerupuk docang
Docang merupakan salah satu alternatif menu sarapan apabila kita berkunjung ke kota cirebon. Salah satu penjual docang yang masih mempertahan kan cita rasa aslinya terletak di seberang stasiun cirebon. warung docang itu buka dari jam 2 dini hari dan tutup
jam 9 pagi.
|
DAGE atau ONCOM
bahan dasar kuah dage. |
RESEP:
Bahan:
2 sdm minyak goreng
50 g tempe, haluskan
400 ml air
1/2 sdt garam
1 sdt gula merah
150 g daun singkong, rebus empuk
100 g taoge, celup air mendidih
Bumbu, haluskan:
2 siung bawang putih
3 butir bawang merah
2 buah cabal merah
1/2 sdt terasi
Pelengkap:
Lontong, kerupuk merah, sambal, dan bawang goreng
Cara membuat:
1. Tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan tempe dan air, masak hingga
mendidih. Beri garam dan gula, masak hingga matang.
2. Siapkan mangkuk saji, isi dengan daun singkong dan taoge rebus. Sajikan
dengan kuah dan pelengkap.